Kementerian ESDM Dukung Sistem Manajemen Energi ISO 50001 di 3 BUMN

Direktorat Jenderal EBTKE bekerja sama dengan United Nations Development Programme mendorong penerapan Sistem Manajemen Energi secara luas di berbagai sektor. Salah satunya dengan mendukung penerapan Sistem Manajemen Energi (EnMS) menuju ISO 50001 di tiga perusahaan induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Adapun kerja sama tersebut dilakukan melalui Proyek MTRE3 (Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector). Sementara untuk penerapannya dilakukan di PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah, PT Angkasa Pura I – Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali dan PT Angkasa Pura II – Bandara Soekarno Hatta, Terminal 3, Cengkareng, Tangerang.

Direktur Konservasi Energi, Luh Nyoman Puspa Dewi menyampaikan dukungan yang diberikan yakni memberi stimulus kepada tiga perusahaan BUMN. Bentuknya adalah insentif pemerintah dalam kerjasama dengan proyek MTRE3-UNDP (dengan hibah Global Environment Facility/GEF), dengan menyediakan pendampingan teknis, pengawalan dan persiapan Sistem Manajemen Energi atau EnMS (oleh konsultan pemenang tender UNDP – EnerCoss) menuju ISO 50001 (sertifikasi taraf internasional) di tahun pertama. Surveillance Energi di tahun kedua dan ketiga menjadi tanggungan perusahaan induk terpilih.

“Konservasi energi itu memang menggiring perusahaan-perusahaan untuk mampu menerapkan manajemen energi. Saya menyambut baik komitmen kuat dari Pertamina. Salah satu target dari Ditjen EBTKE ialah peningkatan penerapan ISO 50001 pada berbagai sektor, salah satunya diwujudkan melalui proyek kerja sama MTRE3,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/2/2021).

Dalam Kick Off Meeting bersama Pertamina RU IV Cilacap ini Ia pun menjelaskan, data tren konsumsi energi final nasional menunjukkan sektor industri merupakan konsumen energi terbesar kedua setelah transportasi yaitu 33% atau sebesar 291 juta SBM. Dari konsumsi energi di sektor industri ini, potensi penghematan energi yang dapat diraih sebesar 10-30%, berdasarkan hasil survei dan audit energi. Menurutnya, potensi ini dapat dicapai melalui implementasi Audit Energi dan Penerapan Sistem Manajemen Energi melalui ISO 50001.

Sementara itu, Ia menyampaikan salah satu agenda utama dalam menghadapi perubahan iklim global adalah mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Ini sesuai dengan Paris Agreement yang diratifikasi Indonesia di tahun 2016.

Ia menambahkan ISO 50001 merupakan standar internasional untuk sistem manajemen energi. Dengan penerapan ISO 50001, Ia berharap dapat bantu meningkatkan performa energi, sehingga dapat membantu menghadapi perubahan iklim global dan mencapai target penghematan energi

Selain itu Ia menjelaskan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi, pengguna energi minimal 6.000 TOE wajib melakukan manajemen energi. Yaitu dengan menunjuk manajer energi, menyusun program konservasi energi, melaksanakan audit energi secara berkala, melaksanakan rekomendasi hasil audit energi, dan melaporkan pelaksanaan manajemen energi setiap tahun pada Pemerintah.

Oleh karena itu, penerapan SNI ISO 50001 dinilai tepat sebagai pelaksanaan peraturan pemerintah ini. Tak hanya itu, penerapan standar pada sistem manajemen energi suatu organisasi ini pun bertujuan agar setiap organisasi mampu membangun sistem dan proses yang diperlukan untuk meningkatkan performa energinya.

Ia merinci, performa energi yang dimaksud meliputi efisiensi, penggunaan dan konsumsi energi. Menurutnya, berdasarkan data Direktorat Konservasi Energi, Direktorat Jenderal EBTKE baru ada sebanyak 62 perusahaan sektor industri, 42 perusahaan sektor ESDM, dan 2 sektor bangunan Gedung yang bersertifikat ISO 50001 : EnMS (Energy Management System).

Ia pun menyebutkan, diharapkan penerapan Sistem Manajemen Energi (EnMS) di tiga perusahaan induk (Holding Companies) BUMN di Indonesia memperoleh hasil sebagai berikut :

  • Pemetaan penggunaan dan perencanaan EBT dan langkah-langkah konservasi energi di tiga perusahaan induk terpilih
  • Pengawalan teknis, capacity building atau pelatihan Sistem Manajemen Energi dan Persiapan Peran Manajer Energi di tiga perusahaan induk
  • Komitmen level Top Management untuk melakukan Surveillance di tahun kedua dan ketiga sebagai bentuk keberlanjutan manfaat sistem manajemen energi
  • Registrasi dan Sertifikasi ISO 50001 untuk tiga objek di tiga perusahaan induk terpilih
  • Pemetaan Potensi replikasi di anak perusahaan atau cabang lain di tiga perusahaan induk terpilih

Adapun Ia menyebutkan program penerapan sistem manajemen energi ini berlangsung mulai Januari 2021 hingga Juli 2021. Ia menyampaikan, target registrasi sertifikasi ISO 50001 untuk tiga perusahaan induk terpilih ditargetkan maksimal di Juli 2021.

Sementara itu pelaksanaan Kick Off Meeting bersama PT. Angkasa Pura II akan dilaksanakan pada 11 Februari 2021. Sedangkan untuk PT. Angkasa Pura I akan berlangsung pada tanggal 18 Februari 2021.

Sebagai informasi, Proyek MTRE3 merupakan proyek kerja sama antara UNDP dan Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM. Proyek ini berjalan selama lima tahun, dari 2017-2021. Terdapat empat wilayah kerja untuk proyek percontohan Energi Baru Terbarukan (EBT), yaitu provinsi Riau, Jambi, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara untuk wilayah kerja proyek percontohan Konservasi Energi (KE) ada di beberapa kota besar yakni Jakarta, Bali, Makasar, Semarang, dan lainnya.

Adapun Dokumen Proyek MTRE3 (2017) menyebutkan, proyek ini akan mempromosikan praktik percontohan terbaik terkait implementasi investasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan investasi Konservasi Energi – gedung komersial dengan potensi konservasi energi (penerapan ISO 50001, pendingin ramah lingkungan, sistem manajemen energi, dan lain-lain). Proyek ini dilakukan di wilayah percontohan guna mendorong investasi energi berkelanjutan terutama di masa pandemi.

Selain itu dilakukan pula implementasi aksi mitigasi yang tercakup dalam Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Rencana Aksi Daerah Penurunan Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Proyek ini berusaha untuk memenuhi target mitigasi perubahan iklim yang berpotensi berkontribusi dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia.

GSM Certification salah satu Jasa Sertifikasi ISO Terpercaya di Indonesia, Sudah banyak membantu perusahaan (Kontraktor, Manufaktur, General Services Provider, Pemerintah dan Non Pemerintah, etc) dalam proses Sertifikasi ISO. GSM Certification juga sudah banyak bekerjasama dengan Asosiasi Kontraktor di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *